Dahsyatnya Efek Berjabat Tangan Pada Otak | Ketika pertama kali bertemu orang, secara refleks umumnya orang akan langsung berjabat tangan atau bersalaman. Mungkin juga karena kebiasaan, tapi yang jelas tindakan ini dapat menampilkan kesan yang baik. Sebuah penelitian menemukan efek dari salaman ini terhadap otak.
Dalam laporan yang dimuat Journal of Cognitive Neuroscience, peneliti mencoba melihat pengaruh yang terjadi pada koneksi saraf akibat jabat tangan. Florin Dolcos dari Beckman Institute menemukan bahwa berjabat tangan sebelum melakukan interaksi sosial akan meningkatkan dampak positif sekaligus mengurangi dampak negatif dalam pergaulan.
"Kami menemukan bahwa berjabat tangan tidak hanya meningkatkan efek positif dalam berinteraksi, tetapi juga mengurangi kesan negatif. Seringkali terjadi kesalahan dalam interaksi sosial kita. Dengan berjabat tangan sebelumnya, kita dapat meredam dampak negatif dari kesalahpahaman yang mungkin terjadi," kata Dolcos seperti dilansir Science Blog, Selasa (23/10/2012).
Dolcos mengumpulkan data hasil pemeriksaan menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) dan respon perilaku dari 18 orang relawan pria dan wanita. Semua peserta diminta menonton dan menilai video animasi interaksi antara tamu dan tuan rumah dalam lingkungan bisnis. Analisis dengan fMRI difokuskan pada daerah otak dari jaringan kognisi sosial.
Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pada amigdala dan sulkus temporal superior, yaitu daerah otak yang terkait dengan evaluasi positif dari sebuah perilaku. Selain itu, daerah nucleus accumbens yang berperan dalam pengolahan penghargaan menunjukkan aktivitas yang lebih besar saat berjabat tangan.
"Daerah-daerah jaringan kognisi sosial biasanya terlibat ketika orang menilai niat orang lain. Pada orang-orang yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi, misalnya pada orang dengan autisme, respons di area otak ini berkurang," kata Dolcos.
Dengan berjabat tangan, orang akan lebih saling mendekatkan dan menilai orang yang diajak berjabat tangan secara positif. Namun pada orang yang tidak melakukan jabat tangan, area otak yang memproses penilaian positif ini tidak aktif.
Florin Dolcos menambahkan bahwa bukan sembarang jabat tangan yang dapat memunculkan perasaan positif. Namun cara-cara tertentu misalnya kekuatan, kepercayaan diri dan sifat ramah seperti yang sering diajarkan dalam praktik bisnislah yang dapat menghasilkan efek positif.
"Dalam lingkungan bisnis, jabat tangan adalah hal yang diharapkan dan diketahui oleh kebanyakan orang. Bahkan beberapa waktu yang lampau, orang bisa mendapat pinjaman dengan mengandalkan jabat tangan. Jadi perilaku ini sangatlah dasar namun penting. Sekarang kami tahu penyebabnya secara ilmiah," kata Dolcos.
Sumber: health.detik.com